Kehidupan itu adalah sebuah proses untuk mencapai kehidupan yang layak, lebih lebih sejahtera untuk masa yang akan datang
Kamis, 21 Januari 2016
Rabu, 20 Januari 2016
Senin, 11 Januari 2016
Rabu, 06 Januari 2016
BOOK REVIEW
CENGKOK GAMBANG
WASITODININGRAT
PENDAHULUAN
Penulisan ini merupakan suatu upaya untuk mengetahui secara rinci cengkok gambang K.R.T. Wasitodiningrat. Gambang adalah salah satu instrumen gamelan jawa yang mempunyai ciri tersendiri teknik tabuhannya dan mempunyai peran sangat penting dalam sajian gending. Ditinjau dari bahanya, ada dua jenis gambang gangsa yang berbilah perunggu dan gambang kayu berjumlah dari bahan kayu . Dalam satu rancak , gambang gangsa berjumlah 14 bilah nada, sedangkan gambang kayu berjumlah sekurang-kurangnya 18 bilah hingga 21 bilah nada. Secara tradisi gambang ditabuh pada sajian lagon bersama rebab, gender barung suling dan sajian uyon-uyon garap lirihan,berfungsi sebagai penghias lagu dan pengisi balungan gending.
PENGANTAR
Sebagai anak seorang seniman karawitan ,K.R.T. Wasitodiningrat mempunyai bakat dan kemampuan luar biasa. Sampai sekarang ini , sekitar 200 karya gending telah dihasilkan oleh empu karawitan tersebut . Buku ini berasal dari penelitian Drs Suyono, M.hum pada lembaga Penelitian Institut Seni
Indonesia dengan judul “ Cengkok Gambang K.R.T. Wasitodiningrat ” mengungkapkan salah satu kelebihan K.R.T Wasitodiningrat ,dalam kiprahnya di bidang seni karawitan terutama mengenai cengkok gambangan ciptaanya.
RIWAYAT SINGKAT K.R.T WASITODININGRAT
Sebelum membahas tentang cengkok gambang K.R.T Wasitodiningrat, penulis ingin mengemukakan siapa sebenarnya sosok empu karawitan tersebut. K.R.T Wasitodiningrat yang nama kecilnya Wasi Djolodoro, lahir pada hari Jum’at Pon tanggal 17 Maret 1909 di Kampung Gunung Ketur Yogyakarta,putra perama keluarga R.W. Padmowinangun,seorang abdi dalem karawitan Pura Pakualaman pada jaman Paku Alam ( P.A.)
VI dan P.A.
VII. Beliau adalah seorang keturunan dari keluarga seniman.Ibunya seorang vocalis dan penabuh gamelan Jawa serta penari Pura Paku Alaman.Kakek Wasi Djolodoro dari garis keturunan ibu bernama Pawiro,seorang drummer korps musik Pura Paku Alaman,sehingga terkenal dengan panggilan Pawiro Bedug.Kakek dari garis keturunan ayah bernama Atmowinangun adalah seorang ahli karawitan yang setiap malam jum’at bertugas membaca kakawin di Pura Paku Alaman.
BOOK
REVIEW
Judul Buku : Cengkok Gambangan Wasitodiningrat
Penulis : Drs. Suyono, M.Hum
Penerbit : Yayasan Untuk Indonesia
Kota Terbit : Jl.Karangmiri 17, Giwangan Yogyakarta 55163
Tahun Terbit : 2000
Tebal Buku : 68 hal+xii
Daftar Pustaka :
Biodata Penulis :Selasa, 05 Januari 2016
Langganan:
Postingan (Atom)